Puncak Varian Omicron Diprediksi Februari, Ini Kata Kemenkes

Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, memproyeksikan puncak gelombang kasus Covid-19 akibat varian Omicron akan terjadi pada awal bulan Februari.

Hal tersebut didapatkan dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, dimana puncak varian Omicron mencapai puncak dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa potensi tersebut memang nyata adanya. Hal tersebut disebutkannya disebabkan karena beberapa faktor.

Pertama, adanya mobilitas yang mengalami peningkatan, terutama peningkatan kegiatan mobilitas di akhir tahun dan sampai dengan minggu pertama dan kedua.

"Ini kita lihat masih ada peningkatan mobilitas dan seiring dengan berbagai kegiatan aktivitas masyarakat yang sudah mulai kembali berjalan, pasti akan berpotensi terhadap peningkatan kasus," ujar Nadia dalam PROFIT CNBC Indonesia, Rabu (12/1/2022).

Kedua, peningkatan kasus dapat disebabkan karena di beberapa tempat, protokol kesehatan yang dilaksanakan sudah mulai kendor.

"Potensi ini ada dan ini terus kita monitoring walaupun sejak kasus pertama omicron pada 16 Desember, dan kalau kita lihat kasus transmisi lokal itu kita temukan kita lihat peningkatannya tidak meningkat secara signifikan," tambah Nadia.

Meski tidak meningkat signifikan, Nadia mengungkapkan bahwa Kemenkes akan terus melakukan upaya-upaya mitigasi dengan mengingatkan masyarakat menggunakan protokol kesehatan yang benar, memastikan bahwa penggunaan pedulilindungi juga diterapkan.

"Karena itu akan sangat memudahkan pada saat kita melakukan tracing dari kasus positif," pungkas Nadia.[cnbcindonesia.com]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan bawah postingan