Bikin Kecewa Panglima soal 3 Prajurit Gugur, Danki di Distrik Gome Diperiksa!
Minggu, 20 Maret 2022
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan rasa kecewanya atas kelalaian komandan kompi (danki) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, yang mengakibatkan sebanyak tiga prajurit gugur. Kini danki tersebut tengah dalam pemeriksaan Puspom TNI AD.
"Sudah (diperiksa)," ujar Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspom AD) Letjen TNI Chandra Sukotjo kepada detikcom, Minggu (20/3/2022).
Chandra mengatakan kini kasus tersebut tengah dalam proses penyidikan oleh Puspom AD. Dia memastikan akan menjalankan petunjuk dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk memproses hukum terhadap danki yang bersangkutan.
"Dalam hal ini, karena terperiksa adalah personil TNI AD, maka Puspomad atas petunjuk Panglima TNI dan KSAD melaksanakan penyidikan," jelasnya.
Untuk diketahui, sebanyak tiga prajurit TNI di Distrik Gome gugur akibat kontak senjata dengan teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat pergantian jaga. Serangan oleh KKB Papua terjadi di pos TNI, tepatnya di Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 05.00 WIT. Serangan tiba-tiba tersebut membuat prajurit TNI terkena tembakan.
"Jadi, iya betul yang melakukan tindak pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata, tapi juga ada peran nih, peran penggelaran oleh Komandan Kompi yang dalam hal ini sebagai komandan pos di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dalam sebuah video yang dibagikan kepada wartawan, Sabtu (19/3).
Andika menuturkan bahwa yang terjadi sebenarnya tidak seperti yang dilaporkan. Mantan KSAD itu menyebut danki di lokasi penyerangan berbohong.
"Ternyata hasilnya berbohong, yang terjadi bukan yang dilaporkan dan yang terjadi sebenarnya ini disembunyikan oleh si danki dari komandan batalion," ujar Andika.
Andika menegaskan seorang komandan seharusnya memikirkan bagaimana agar anak buahnya terlindungi. Seorang komandan, sebut dia, harus mempertimbangkan segala sesuatu secara matang.
"Kita semua di sini memikirkan dukungan, bagaimana melindungi anggotanya, di sananya begini-begini saja rupanya," katanya.
"Maksudnya, pertimbangan pendek sekali, hanya soal, 'oh, kita dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ', dikorbankan semua," sambung Andika.
Jenderal Andika secara tegas meminta agar danki di lokasi penyerangan tersebut diproses hukum. Proses hukum perlu dilakukan sebagai bentuk pembelajaran bagi komandan lainnya.
"Jadi saya ingin ada proses hukum terhadap danpos ini atau komandan kompi, ya. Dituntaskan supaya jadi pembelajaran juga," tegas Andika. [detik.com]