Chairul Huda: Urusan Fahmi Alamsyah-Ferdy Sambo Tak Terkait Penasihat Kapolri!
Kamis, 11 Agustus 2022
Penasihat ahli Kapolri bidang Hukum, Chairul Huda, menyatakan sikap Fahmi Alamsyah membantu Irjen Ferdy Sambo menyusun draf keterangan pers pascakematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) adalah sikap pribadi. Chairul mengatakan bantuan Fahmi Alamsyah kepada Ferdy Sambo tak ada kaitannya dengan penasihat Kapolri.
Seperti diketahui, Fahmi Alamsyah mengajukan pengunduran diri dari posisi penasihat ahli Kapolri bidang komunikasi publik sesaat sebelum Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
"Pengkaitan Fahmi Alamsyah berkenaan dengan kematian Brigadir J nggak ada hubungannya dengan penasihat ahli Kapolri. Nggak ada hubungannya sama sekali. Kalaupun dihubung-hubungkan, itu urusan pribadi dia," ucap Chairul Huda kepada detikcom, Rabu (10/8/2022).
Dia menilai Fahmi Alamsyah berupaya menggiring dirinya dan rekan-rekannya mempercayai pada skenario baku tembak antara Bharada Richard Eliezer dan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Upaya penggiringan opini, lanjut Chairul Huda, terjadi saat para penasihat ahli Kapolri mendiskusikan saran terbaik untuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Nggak ada cerita, satupun omongan dia soal yang dia tahu (kematian Brigadir Yoshua pertama kali dari Ferdy Sambo). Bahkan boleh jadi mungkin dia menyampaikan masukan-masukan (di forum diskusi penasihat ahli) yang menggiring kami untuk percaya skenario itu. Kan kurang ajar namanya itu," kata Chairul Huda.
"Dia bilang (mundur sebagai penasihat Kapolri) supaya tidak membebani, justru sangat membebani karena dia tahu tentang peristiwa itu, katakanlah versi Pak Ferdy Sambo, tapi kami malah tahunya dari media, dari Humas. Dia mengubur informasi," imbuh Chairul.
Chairul Huda menceritakan Fahmi Alamsyah mengirimkan tautan-tautan berita dengan narasi seperti yang dibuat Ferdy Sambo. Chairul menaruh curiga bahwa Fahmi Alamsyah telah mengarahkan media untuk memuat tulisan tersebut.
"Dia menyampaikan link-link berita yang menggambarkan peristiwa itu seperti apa yang disampaikan di dalam press release. Boleh jadi link itu dia yang men-drive," sebut Chairul Huda.
Chairul beranggapan dengan latar belakang komunikasi publik yang dimiliki Fahmi Alamsyah, bukan tak mungkin Fahmi memiliki relasi yang baik dengan media.
"Dia kan penasihat ahli bidang komunikasi publik, berarti dia mempunyai hubungan yang baik dengan media, mempunyai pemahaman penguasaan yang baik di medsos. Ya bukan tidak mungkin info di medsos yang sedikit banyak seperti membenarkan skenario itu, cerita bohong itu, beliau yang men-drive," tegas Chairul.
"Dan itu disodorkan ke kita (para penasihat ahli Kapolri), seolah-olah itu fakta," lanjut Chairul Huda.
Sebelumnya, Fahmi Alamsyah menjelaskan soal bantuannya kepada tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat, Irjen Ferdy Sambo. Fahmi menepis pemberitaan yang menyebut dirinya menyusun skenario seolah baku tembak terjadi.
"Pertama, saya tidak hadir di TKP saat hari Jumat, 8 Juli 2022. Kedua, yang dimintakan bantuan (oleh FS) bukan (menyusun skenario) kronologis, tapi draf rilis media," kata Fahmi kepada detikcom, Selasa (9/8) malam.
Fahmi mengatakan diminta membuatkan poin-poin keterangan tertulis soal kejadian oleh Ferdy Sambo. Draf keterangan tertulis tersebut, ditegaskan Fahmi, sesuai cerita versi Ferdy Sambo.
"Hari Minggu, tanggal 10 (Juli), sekitar pukul setengah tiga, FS telepon saya. Kenapa telepon saya? Karena dia mendengar informasi ada media yang sudah bertanya ke Kabid Propam Jambi (soal kematian Brigadir J)," jelas Fahmi.
"Pada saat telepon, saya menyarankan ceritakan apa yang terjadi pada Kapolda Jambi (soal peristiwa) di Duren Tiga supaya tidak menambah kebingungan. Kemudian saya sarankan juga selambat-lambatnya Mabes Polri merilis peristiwa Duren Tiga pukul 16.00, Senin (11/7)," sambung Fahmi Alamsyah.
Dia memaparkan draf keterangan tertulis untuk media, yang diminta oleh Ferdy Sambo. Isi rilis media itu terdiri dari poin peristiwa yang terjadi, tempat kejadian perkara, waktu kejadian, penanganan kejadian yang dilakukan.
"Draf rilis media dimaksud itu memuat peristiwa di mana, jam berapa, peristiwanya seperti apa, penanganannya yang sudah dan sedang dilakukan seperti apa," ungkap Fahmi Alamsyah.
"(Ferdy Sambo) bilang, 'Meskipun ini aib keluarga dan memalukan, tapi demi kehormatan, istri saya sudah lapor tentang pelecehan seksual ke Polres Jakarta Selatan'. Singkat cerita pointer atau rilisnya itu sudah jadi, terus dia bilang via WA, "Oke, Mi, saya sudah kirim ke Kadiv Humas," terang Fahmi Alamsyah. [detik.com]