Jokowi Bertemu Ganjar di Istana, Titip Pesan Soal ini
Senin, 07 November 2022
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo di Istana Negara, Senin (7/11/2022).
Dalam pertemuan itu, Presiden menitipkan sejumlah pesan kepada Ganjar.
"Dengan Pak Presiden melapor saja. Rutin-rutin ya. Soal inflasi begitu ya. Terus bencana. kami sampaikan kondisi terakhir. Beliau concern juga sih menitip soal kondisi cuaca yang kurang bagus, kaitannya dengan kondisi pangan gitu," ujar Ganjar kepada wartawan usai pertemuan.
Selain itu, lanjut dia, Presiden Jokowi juga menitipkan pesan soal pengendalian inflasi di Jawa Tengah.
Presiden, kata Ganjar, meminta kepala daerah bersiap karena kondisi perekonomian pada 2023 diprediksi tidak terlalu baik.
"Ya kepala daerah mesti kontribusilah bagaimana menset-up segala sesuatunya agar punya daya dukung yang bagus. Kalau kontribusi di daerah bagus, kan nasional jadi bagus. Itu aja sebenernya," lanjutnya.
Saat disinggung soal pembahasan Pilpres 2024 dalam pertemuan itu, Ganjar menegaskan tidak ada.
"Enggak," tegasnya.
Dia menambahkan, situasi perekonomian sedang sulit.
"Halah ekonomi lagi kayak begini sulitnya kok," tuturnya.
Selain bertemu dengan Presiden Jokowi, Ganjar pun mengaku sempat bertemu dengan Guntur Soekarnoputra saat berada di istana.
Dengan putra pertama Soekarno itu, dirinya mengaku sempat berbincang. Hanya saja, dia tidak mengungkapkan topik apa yang dibicarakan.
Adapun kehadiran Ganjar Pranowo ke Istana Negara hari ini juga untuk mendampingi ahli waris almarhum DR. dr. H. R. Soeharto yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi.
Dr. dr. Soeharto merupakan tokoh asal Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan politisi PDI Perjuangan Ahmad Basarah.
Saat Ganjar ditanya apakah juga sempat berbincang dengan Hasto, dia menjawab tidak.
"Enggak," katanya.
Kriteria capres ala Jokowi
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkap sejumlah kriteria capres yang menurutnya mumpuni untuk menghadapi kondisi sosial ekonomi Indonesia.
Jokowi mengatakan, tokoh yang akan menggantikannya itu harus memiliki jam terbang tinggi dan saling melengkapi.
"Ke depan itu memerlukan pemimpin yang mau tidak hanya ngerti makro, bukan hanya ngerti mikronya juga harus ngerti, tetapi memang harus mampu bekerja lebih detail, menguasai data dan lapangan, kemudian memutuskan," kata Jokowi dalam wawancara khusus dikutip Kompas.id, Minggu (6/11/2022).
Jokowi sadar bahwa kewenangan memutuskan sosok capres ada di tangan partai politik. Namun, dia berharap parpol tidak terlalu lama mengambil langkah.
"Yang paling penting kalau saya ya...Memang harus hati-hati dalam memutuskan calon, tapi juga jangan terlalu lama, sehingga rakyat nanti bisa menilai," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Kode Jokowi
Menanggapi hal tersebut, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, pernyataan Presiden Jokowi soal sosok capres merupakan kode keras dari orang nomor satu di RI itu untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dibanding nama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang juga digadang-gadang sebagai kandidat capres terkuat, Ari menilai, sosok Ganjar paling mungkin mendapat dukungan dari Jokowi.
"Jika kita membedah DNA linearitas pernyataan Jokowi dengan tiga capres itu, saya menerjemahkan keinginan Jokowi tentang sosok pelanjutnya ada pada Ganjar Pranowo," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (7/11/2022).
Menurut Ari, chemistry atau kedekatan yang terbentuk antara Jokowi dengan Ganjar bersifat natural. Keduanya berada di bawah payung yang sama, PDI Perjuangan. [kompas.com]